Tentang uang dan barang




Saat covid ini rupanya banyak menyadarkan aku satu hal sih.
Bahwa selama ini aku ternyata impulsif sekali hahahaha.


Beli tas mahal, let say sebenernya cuma karena temen - temen lain punya tas mahal.
Takut kalo beda sendiri.


Punya iphone... sekarang udah engga deng haha....
ternyata cuma buat gaya - gayaan doang.


Hidup ternyata sebercanda itu ya.


**

Sekarang dirumah aja banyak bersyukur alhamdulillah kemarin nggak beli iphone.
Ngapain juga sih android cukup.


Sekarang dirumah bersyukur belum jadi beli tas - tas mahal nggak berguna juga karena sayang banget sih kalo dibawa keluar rumah takut kena virus kan.
Trus ngapain dong kalau tuh tas dirumah aja? hehehehe


Langsung berpikir oh waw kenapa pikiran aku sebelum ini dangkal banget ya?

Lihat temen pake balenciaga, pengen..
Lihat temen beli iphone 11 pro, pengen...
Lihat temen europe trip, pengen...


Sungguh apalah arti hidupku kalau selama ini ngejar gituan doang ya Allah.
Alhamdulillah edisi bertaubat ya.


Lagian sebenernya barang itu sungguh nggak mencerminkan isi dompet orangnya lagi.
Ada orang yang tasnya balenciaga tapi cicilannya numpuk, banyaaak...
Ada orang yang mobilnya ganti terus tiap tahun tapi hutangnya milyaran, banyaaak...


Lagi - lagi apa yang terlihat dari luar belum tentu seperti itu sebenarnya.


Karena standard society kita juga sih *salahin aja terooos
Yang membuat orang - orang (lagi - lagi) judge the book from it's cover.
Lagian siapa sih yang nggak mau di perlakukan spesial oleh orang lain?
Ini pasti konspirasi drama - drama korea yang super sweet itu deh, haha nyuci otak banget tentang hidup, kaya, happy ever after.


Cukuplah aku selama ini tutup kuping, tutup mata, dari orang - orang lain dan lihat aja sebenernya apa sih yang kita butuhkan selama ini?
Barang? Uang?
Uang sih butuh ya tapi nggak perlu lah menjadikan uang ini segalanya.


Kita tuh punya kebutuhan pokok, yang mana harus dipenuhi.
Udah selama kebutuhan pokok bisa dipenuhi yah boleh deh tuh beli chanel classic bag
*monmaap lagi - lagi tas


Kalau kebutuhan pokok aja udah susah, sepertinya nggak perlu deh untuk kita memaksa harus sama dan bisa seperti orang lain yang hidup dan masalahnya aja kita nggak tahu seperti apa.


**

Lagi - lagi jangan patokan kepada orang lain tentang parameter kebahagiaan kita.


Mungkin hari ini kita merasa iri ya dengan orang lain yang hidupnya kayaknya mudah banget. Dari kecil udah kaya, kuliah di luar negeri, trus dapet kerjaan yang bagus plus suami kaya raya. Udahlah enak aja gitu kayaknya hidup.


Kita nggak tahu, sungguhlah nggak tahu apa yang terjadi di kehidupan dia sebenarnya.
Emang kan kelihatannya enak banget ya bikin iri semua orang.
Tapi yakin, pastilah jalan hidup dia tidak semudah yang kita bayangkan.
Semua orang sukses aku yakin pasti penuh dengan kerja keras dan tidak semudah yang kita bayangkan.


Apalagi tim rebahan mohon maap nih kalo pengen dapet suami CEO perusahaan apa gitu yang ketemu dijalan trus dia tiba - tiba jatuh cinta sama kita kayaknya nggak mungkin ya.
Ingat ini hanya terjadi di drama korea.
Dan bisa terjadi apabila muka kamu secantik artisnya, hahahaha.


Mimpi boleh, realistis harus.
Aku banget ini lah.
Ide berjuta - juta, yang bisa diwujudkan cuma jadi pegawai kantoran aja.
Alhamdulillah ini punya gaji yang cukup dan bisa makan enak tiap hari *berkat catering kantor.


**

Tapi setelah demotivasi diatas nggak ada salahnya untuk kita optimis sedikit sih.
Hidup pasti berubah untuk yang mau berusaha.


Buat saya juga yang kepengen 'naik kelas'
Dari kelas menengah ke kelas atas *cailaaah.
Ada baiknya juga dibicarakan ke pasangan.
Siapa tahu pasangan kamu pengennya gini - gini aja, kayak suami saya. wkwkwk


Terus berusaha karena ya sampe mati baru kita boleh berhenti berusaha ya.
Dan inget nggak ada yang abadi.
Semua rencana yang kita susun mati - matian bisa jadi nggak terjadi sesuai harapan.
Semua tabungan yang sudah kita kumpulin setengah mati biar anak bisa satu sekolah sama rafathar bisa jadi hilang begitu saja apabila memang sudah saatnya.


Mohon maaf sepertinya saya emang kurang jago motivasi, lebih jago demotivasi hahaha.


Sekian cuitan saya kali ini, semata - mata hanya untuk mengeluarkan uneg - uneg di dada saja. Tolong juga apabila ada yang suka tulisan saya boleh komen ya, saya suka banget kalo ada yang tanya - tanya atau komen sesuatu haha.

Sungguh saya anaknya emang gitu.


Sekali lagi, uang dan barang bukan patokan. yang penting kita bahagia.
Bahagia kita, cuma kita yang tahu.
Yang penting jangan berhenti berusaha.

sekian
_RD_

Komentar

Postingan Populer